Arsitek.
Sebuah kata yang menggambarkan mau jadi apa saya kedepannya. Sebuah profesi
yang bagi sebagian orang sulit untuk dicapai dan dijalankan. Sebuah profesi
yang memiliki tanggung jawab dan kepedulian yang besar terhadap sekitar.
Arsitek.
Itulah cita-cita saya. Dokter, tentara, polisi, astronot, semua sudah saya
jadikan cita-cita pada masa kecil. Tetapi semua angan-angan itu perlahan pudar
semenjak saya mengenal arsitek. Seni dan ilmu merancang bangunan yang akan
dihuni orang banyak. Arsitek menciptakan sebuah ruang yang mempersatukan banyak
orang, keluarga, dua insan, dan sebagainya yang akan berlangsung seumur hidup.
Tempat tinggal yang akan menjadi tempat berteduh seumur hidup. Semua itu akan
dirancang oleh seorang arsitek. Pekerjaan yang mulia, memang. Tetapi hanya
sedikit orang yang menyadarinya.
Saya lahir dari keluarga yang biasa-biasa saja, dengan latar
belakang biasa saja pula. Ibu dan ayah saya adalah guru matematika. Saya sudah
menyukai matematika sejak kecil. Menggambar juga sudah merupakan hobi saya
sejak kecil. Orang-orang sering bilang, pekerjaan yang paling membuat bahagia
adalah hobi yang dibayar. Oleh karena itu, saya memilih cita-cita menjadi
seorang arsitek karena hobi saya adalah menggambar dan menghitung.
Awalnya, saya ragu untuk memilih program studi Arsitektur di
kampus Itera ini. Tetapi karena orangtua saya yang meyakinkan, akhirnya saya
mendaftar program studi Arsitektur lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2018 ini. Tanpa disangka-sangka, saat pengumuman
tiba, kotak hijau bertuliskan saya telah diterima menjadi bagian keluarga
Arsitektur Itera ini pun terlihat. Betapa senangnya hati saya saat itu, impian
untuk menjadi seorang arsitek makin menggebu-gebu. Saya besyukur kepada Tuhan
telah memberikan hadiah terbaik bagi saya untuk bisa kuliah tanpa bersusah
payah untuk tes lagi, mengingat SNMPTN adalah jalur undangan tanpa seleksi tes.
Tak lupa juga, doa kedua orangtua saya selalu menyertai saya
dimanapun dan kapanpun. Semoga, saya bisa mempertahankan angan-angan saya dan
tidak akan menjadi angan-angan selamanya. Semoga saya bisa menjadi seorang
arsitek muda milenial yang berpikiran terbuka demi menyongsong revolusi
industri 4.0 sekarang ini. Amin J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar