nabila

nabila

Rabu, 31 Oktober 2018

Cita-Citaku


Arsitek.
Sebuah kata yang menggambarkan mau jadi apa saya kedepannya. Sebuah profesi yang bagi sebagian orang sulit untuk dicapai dan dijalankan. Sebuah profesi yang memiliki tanggung jawab dan kepedulian yang besar terhadap sekitar.

Arsitek.
Itulah cita-cita saya. Dokter, tentara, polisi, astronot, semua sudah saya jadikan cita-cita pada masa kecil. Tetapi semua angan-angan itu perlahan pudar semenjak saya mengenal arsitek. Seni dan ilmu merancang bangunan yang akan dihuni orang banyak. Arsitek menciptakan sebuah ruang yang mempersatukan banyak orang, keluarga, dua insan, dan sebagainya yang akan berlangsung seumur hidup. Tempat tinggal yang akan menjadi tempat berteduh seumur hidup. Semua itu akan dirancang oleh seorang arsitek. Pekerjaan yang mulia, memang. Tetapi hanya sedikit orang yang menyadarinya.

Saya lahir dari keluarga yang biasa-biasa saja, dengan latar belakang biasa saja pula. Ibu dan ayah saya adalah guru matematika. Saya sudah menyukai matematika sejak kecil. Menggambar juga sudah merupakan hobi saya sejak kecil. Orang-orang sering bilang, pekerjaan yang paling membuat bahagia adalah hobi yang dibayar. Oleh karena itu, saya memilih cita-cita menjadi seorang arsitek karena hobi saya adalah menggambar dan menghitung.

Awalnya, saya ragu untuk memilih program studi Arsitektur di kampus Itera ini. Tetapi karena orangtua saya yang meyakinkan, akhirnya saya mendaftar program studi Arsitektur lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2018 ini. Tanpa disangka-sangka, saat pengumuman tiba, kotak hijau bertuliskan saya telah diterima menjadi bagian keluarga Arsitektur Itera ini pun terlihat. Betapa senangnya hati saya saat itu, impian untuk menjadi seorang arsitek makin menggebu-gebu. Saya besyukur kepada Tuhan telah memberikan hadiah terbaik bagi saya untuk bisa kuliah tanpa bersusah payah untuk tes lagi, mengingat SNMPTN adalah jalur undangan tanpa seleksi tes.

Tak lupa juga, doa kedua orangtua saya selalu menyertai saya dimanapun dan kapanpun. Semoga, saya bisa mempertahankan angan-angan saya dan tidak akan menjadi angan-angan selamanya. Semoga saya bisa menjadi seorang arsitek muda milenial yang berpikiran terbuka demi menyongsong revolusi industri 4.0 sekarang ini. Amin J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar