Malam itu aku sedang menonton berita sambil mengobrol dengan temanku lamaku, Susan di Skype. Kami memang sudah lama sekali tidak bertemu sejak kelulusan SMA. Dia anak yang sangat periang. Kami membicarakan banyak hal, seperti membahas dimana aku dan dia tinggal, pekerjaan aku dan dia apa, dan masih banyak lagi. Dan aku beruntung, ternyata dia tinggal tidak jauh dari rumahku. Sebuah kebetulan sekali.
TV-ku masih hidup dan sengaja kukecilkan supaya bisa lebih jelas mendengar omongannya. Saat aku melihat ke layar TV, ada sebuah berita tentang lepasnya pembunuh berantai dari penjara di kotaku. Dia membunuh korbannya dengan sebuah kapak merah. Aku pun tidak menghiraukannya dan kembali menatap layar laptop-ku. Tetapi, saat aku menatap layar, Susan sudah tidak ada. Entah kemana dia perginya, ruangannya pun gelap gulita.
Dia meninggalkan pesan: Hey, aku ke rumahmu ya? Di sini mati lampu, aku sangat takut sekali jika pembunuh yang kabur itu datang ke rumahku. Tapi, kau tidak usah takut! Akan kutebas kepalanya untukmu. Hahaha. Buka pintumu ya!
Huh, ternyata di sana mati lampu. Ya sudah, aku akan membukakan pintu. Beruntung sekali memiliki teman yang sangat menjagamu dari pembunuh itu. Saat aku membukakan pintu, dia sudah berdiri di depan rumahku. Namun, dia membawa sebuah kapak merah. Aku bergidik ketakutan. Lalu dia tersenyum menyeringai sambil berkata, "Tenang saja, aku akan menebas kepala pembunuh itu untukmu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar