Saat hendak memejamkan mata, Jack mendengar sebuah suara. Suara ketukan di jendela luar rumahnya. Ia pun pergi ke luar kamar untuk mengecek jendela luar. Ia mengintip dari balik tirai jendela. Ia melihat sepasang mata di tengah kegelapan malam sedang menatapnya dengan tajam. Ia pun tidak menghiraukannya dan kembali ke kamar. Saat hendak membuka pintu kamar, ia merasakan ada sesuatu yang ganjil. Ia hanya melihat sepasang mata. Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin ia tidak melihat badannya? Ia pun berbalik ke jendela dan melihatnya kembali. Saat ia membuka tirai, betapa terkejutnya ia melihat sepasang mata sudah menempel di tepat di depan jendela. Dan, ya. Hanya mata!
Jack pun langsung menutup tirai dan lari menuju kamarnya. Ia menelan ludah dan segera pergi ke kasur. Namun ia merasakan ada yang aneh, jendela kamar Jack telah terbuka. Padahal sebelumnya ia sudah menguncinya dengan rapat. Ia pun tidak berani untuk menutup jendelanya kembali. Ia hanya bisa bersembunyi di bawah selimut sambil berdoa. Namun sesuatu mengalihkan perhatiannya, saat ia melihat ke arah kaca jendela yang bergoyang tertiup angin dengan sedikit pecahan di pinggirnya. Ia melihat tulisan "Aku suka matamu. Bolehkah aku memilikinya satu untukku?", kemudian ia melihat siluet seorang perempuan kecil dari kaca jendela yang tiba-tiba menutup, anak itu memegang potongan kaca dengan kedua mata yang bolong. Anak itu semakin mendekat dan berbisik, "aku kehilangan mataku, bolehkah aku meminjam matamu?"